FINLANDIA merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia selama dekade terakhir. Negara Skandinavia ini selalu berada di peringkat teratas berdasarkan penilaian siswa usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika dan ilmu pengetahuan.Penilaian dilakukan Program for International Student Assessment, PISA (Program for International Student Assessment) yang merupakan bagian dari Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organisation for Economic Co-operation and Development).Kepala Departemen Pendidikan Guru di Universitas Helsinki, Profesor Jari Lavonen menjelaskan salah satu alasan kehebatan Finlandia. “Kami memutuskan semua guru harus memiliki gelar master. Ini menempatkan kedudukan profesi mengajar sama dengan profesi di bidang hukum dan kedokteran,” katanya, seperti dikutip dari Independent, Kamis (26/5/2011).Bahkan data menunjukkan kaum muda mulai berbondong-bondong memasuki profesi ini lantaran prestisenya. Agar bisa kuliah pendidikan, tes yang harus dilalui tidak mudah. Para calon mahasiswa akan diberi buku untuk dibaca. Kemudian mereka ditanya pemahaman tentang buku itu. Sebanyak 300 orang terbaik akan diwawancarai hingga menyisakan 120 orang yang diterima menjadi mahasiswa.“Kami ingin mengetahui apakah seseorang cocok untuk mengajar. Tahun lalu, tes masuk program pendidikan dasar lebih sulit dibandingkan masuk sekolah kedokteran. Kompetisinya lebih berat,” jelas Lavonen.Selain itu, biaya pendidikan di negara Eropa Utara ini, gratis. Kata Lavonen, adalah tindakan illegal membebankan biaya dalam sistem pendidikan. Bahkan sekolah swasta pun menerima dana dari pemerintah.Para siswa di Finlandia tidak mengenakan seragam. Bahkan kepala sekolah mengenakan celana jeans dan kemeja berleher terbuka di sekolah. Kepala sekolah Taivallahti di Helsinki (sekolah mulai usia tujuh hingga 16 tahun), Hannu Kosonen menyatakan, siswanya sama seperti siswa di Finlandia lainnya, tidak mengenakan seragam.Selain itu, para guru tidak diberikan target. Mereka tidak takut akan adanya inspeksi atau penilaian sekolah dalam ujian nasional. “Mereka adalah para akademisi dan terlatih, jadi kami mempercayai mereka. Ini adalah hal yang penting, mereka tidak perlu pemeriksaan. Kami juga tidak memiliki sistem ujian nasional. Para guru dipercaya untuk menilai murid mereka sendiri,” jelas Kosonen. Jumlah siswa di kelas terbatas hanya 20 orang pada dua tahun pertama sekolah serta pada tahun keenam dan ketujuh (usia 12 dan 13 tahun). Jika ada siswa yang tertinggal, guru kedua dapat dikirim untuk membantu siswa mengejar ketinggalan. Meski sewaktu-waktu kepala sekolah bisa berkunjung ke kelas untuk memeriksa standar guru, ini tidak menjadi kekhawatiran. Hubungan yang terjalin antara staf guru dan kepsek seperti pelatih dan murid.Kosonen meminta setiap guru untuk memberikan sebuah ide untuk mengembangkan teknik pengajaran. Dengan begini, dia tidak melihat dirinya sebagai jaksa pengadilan.
0 komentar:
Posting Komentar